Lelaki Paroh Baya Di Tulakan Pacitan, Akhiri Hidupnya Dengan Gantung Diri | Polres Pacitan

Lelaki Paroh Baya Di Tulakan Pacitan, Akhiri Hidupnya Dengan Gantung Diri

e732c1c8-10ce-49dc-9dbe-8f1c35f1d16ePACITAN- Kasus gantung diri kembali terjadi di wilayah hukum Polres Pacitan. Peristiwa kali ini dialami Sarno, warga Dusun Gowong, Desa Bungur, Kecamatan Tulakan, Pacitan. Lelaki berusia 55 tahun tersebut nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri diatas pohon kopi yang berada di kebun rumahnya, Sabtu (3/6) sekira pukul 20. 30 Wib.

‎Menurut Sarmi, istri korban, saat itu dirinya baru saja pulang dari masjid usai menunaikan sholat tarawih. Sesampainya di rumah, ia pun mencari keberadaan suaminya. Namun, korban tengah meninggalkan rumah tanpa pamit. Sontak saja, perasaan Sarmi kian panik. Tanpa pikir panjang, ia pun lantas mendatangi rumah tetangganya untuk mencari tahu keberadaan orang yang dicintainya itu. “Saya berusaha mencari ke tetangga terdekat, namun (korban) tidak ada disitu,” katanya.

Perasaan tak enak mulai menyelimuti benak perasaan Sarmi. Apalagi, tetangga dekatnya tidak mengetahui keberadaan suaminya itu. Namun betapa kagetnya, ketika ia berusaha menerangi kebun kopi disamping rumahnya dengan lampu senter, nampak sesosok tubuh manusia dengan mengenakan kaos warna biru yang tergantung dengan tali dibawah pohon kopi. ‎Merasa penasaran adanya pemandangan ganjil itu, Sarmi pun bergegas mendatangi penampakan sosok tubuh manusia dengan kaos biru tersebut. “Ternyata itu suami saya. Saya langsung berteriak minta tolong,” tuturnya dengan sesenggukan menahan tangis.

Mendengar teriakan Sarmi, beberapa tetangga langsung mendatangi lokasi kejadian. Mereka sangat kaget saat mendapati tubuh Sarno tergantung dibawah pohon dan sudah dalam keadaan meninggal. Suasana malam itu sontak menjadi gempar. Warga yang lain pun ikut berdatangan guna melihat kejadian gantung diri tersebut.

Sejurus kemudian, peristiwa gantung diri itu dilaporkan ke Polsek Tulakan. ‎Hasil penyelidikan sementara, peristiwa tersebut diduga kuat murni gantung diri. Sebab tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada mayat korban. Polisi mendapati lidah korban dalam kondisi menjulur dan tergigit. Selain itu juga ditemukan percikan air mani  dan tinja korban dicelana dalamnya.

Kapolsek Tulakan AKP Sutrisno membenarkan adanya peristiwa gantung diri di wilayahnya. Menurutnya peristiwa tersebut terjadi malam hari saat keluarga dan masyarakat lainnya sedang melaksanakan Sholat terawih. Ungkapnya.

“Mendapatkan laporan kejadian tersebut, anggota Piket fungsi langsung saya perintahkan ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan evakuasi Korban,” jelas AKP Sutrisno.

Guna penyelidikan lebih lanjut, polisi mengamankan beberapa barang bukti dari lokasi kejadian. Diantaranya kaos pendek warna biru, celana pendek warna abu-abu yang dikenakan korban, serta tali plastik warna biru sepanjang kurang lebih 1,5 meter. (hr/yun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *